Mata Aceh
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Aceh
    • Banda Aceh
    • Aceh Barat
    • Aceh Besar
    • Aceh Tamiang
    • aceh tenggara
    • Aceh Timur
    • Aceh Utara
    • Pidie Jaya
    • Bener meriah
    • Berita Lhokseumawe
    • Bireuen
    • Blangpidie
    • Langsa
    • Lhokseumawe
  • Bisnis
  • Budaya
  • Business
  • cerpen
    • Cerita Hari Senin
    • Cerita Hari Selasa
    • Cerita Hari Kamis
    • Cerita Hari Saptu
    • Cerita Hari Minggu
  • Nasional
    • Jakarta
    • Medan
  • Seleb
  • Opini
  • Pemilu
  • Politik
  • Beranda
  • Aceh
    • Banda Aceh
    • Aceh Barat
    • Aceh Besar
    • Aceh Tamiang
    • aceh tenggara
    • Aceh Timur
    • Aceh Utara
    • Pidie Jaya
    • Bener meriah
    • Berita Lhokseumawe
    • Bireuen
    • Blangpidie
    • Langsa
    • Lhokseumawe
  • Bisnis
  • Budaya
  • Business
  • cerpen
    • Cerita Hari Senin
    • Cerita Hari Selasa
    • Cerita Hari Kamis
    • Cerita Hari Saptu
    • Cerita Hari Minggu
  • Nasional
    • Jakarta
    • Medan
  • Seleb
  • Opini
  • Pemilu
  • Politik
Mata Aceh
Home Cerita Hari Kamis

Jangan Panggil Saya Pelacur Part 2

Rizki by Rizki
7 Januari 2021
in Cerita Hari Kamis, cerpen
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Mataaceh.com, Dari kejauhan Hindun melihat, di tempat itu banyak sekali wanita berbaju minim, dengan riasan menor berjejer, bagai menjajakan diri mereka. Ada juga yang bergelayut mesra tidak pada satu lelaki.Mereka tertawa lepas sambil memegang minuman beralkohol ditangannya.

Tempat itu dihiasi lampu-lampu temaram yang membuat kupu-kupu malam berterbangan menunggu seraya mengerlingkan mata kepada setiap mata yang memandang.

BACAJUGA

Jasad Sang Pengintai

Drama Pilu di Sebuah Rumah Tua

Baca Juga: https://mataaceh.com/2021/01/04/jangan-panggil-saya-pelacur/

“Ah, tempat apakah ini. ” Gumamnya dalam hati.
“Apakah ini merupakan takdir-Nya? Menuntun langkahku ke tempat terkutuk ini?

Hindun terus melangkahkan kakinya, tanpa ia sadar disetiap langkah kakinya menyisakan bercak darah. Ia tidak merasakan kakinya kini penuh dengan luka, karena perjalanan jauh yang ia tempuh, entah sudah berapa kilo ia berjalan. Karena saat ini yang Hindun rasakan luka yang begitu mendalam dihatinya.

Hatinya tercabik, mahkota yang ia jaga selama ini telah ternoda. Di nodai tiga lelaki bejat itu. Ia tidak pernah menyangka bahwa diusianya yang baru 15 tahun akan mengalami nasib yang tragis seperti yang ia alami sekarang.

Malam pun datang mengakhiri tugas senja di ufuk barat. Mengubah warna jingga menjadi hitam pekat. Hindun berbaring tak berdaya di sebuah kamar berukuran kecil yang hanya ditutupi tirai.

“Kenapa tiba-tiba aku berada di tempat ini?” ucapnya. “Rupanya kau sudah sadar?” kata wanita bertubuh tambun itu.
“Sia… Siapa anda.” kata Hindun terbata
“Anak buahku menemukanmu pingsan di depan penginapanku ini.” ujarnya.

Hindun bergegas bangun dari ranjang yang tak begitu besar, berusaha keluar dari tempat terkutuk itu.

“Mau kemana kau.” Seru wanita itu.
“Ma… maaf Bu, saya mau pulang, saya takut Bapak dan Ibu khawatir. ” jawab Hindun terbata.
Wanita itu menyeringai, senyumannya lepas hingga menjadi tawa yang menggelegar.

Wanita bertubuh tambun itu sepertinya geram dengan tingkahku. Riasan make up yang menor dengan lipstik merah darah membuat wajahnya tambah seram dimata Hindun.

“Pulang, katamu?” ucapnya menekan.
“Ya.”
“Tak semudah itu kau bisa keluar dari tempat madam, gadis kecil.” bentaknya. Membuat Hindun takut dengan suaranya yang semakin meningkat.

Hindun berusaha lari, namun, tubuhnya yang kecil tak cukup kuat melawan kedua algojo yang memeganginya.

“Kurung dia dikamar.” ucap wanita yang menyebut dirinya itu madam.

Hindun menatap kosong keluar jendela. Manik hitam itu tak henti mengeluarkan bulir air mata. Ia tak tahu harus berbuat apa. Sekarang hindun hanya bisa pasrah. Pasrah pada takdir yang telah membawanya ketempat ini, tempat yang dianggap kotor oleh semua orang yang menganggap dirinya suci.

Kini, statusku sebagai seorang pendayang. Bukan karena inginku. Namun, karena tardirku. Takdir untuk melayani laki-laki yang haus akan kemolekan tubuhku ini.

www.atadro.com/KlikOrder www.atadro.com/KlikOrder www.atadro.com/KlikOrder

Bakal, begitu kata kebanyakan orang padaku. Jijik, kata mereka yang menganggap dirinya suci. Mereka terlalu suci untuk berdekatan denganku. Mereka bahkan lebih suci daripada si pemberi kehidupan. Sehingga sebelum kematianku mereka telah mengirimku ke neraka.

Tidakkah mereka fikir, Bahwa tidak ada satupun wanita yang ingin menjadi mainan pria?

Hanya wanita bodoh yang menginginkan untuk menjadi sundal, pramuria, kupu-kupu malam atau apapun itu namanya.

Kami para pramuria selalu dipaksa untuk melayani laki-laki yang tak pernah puas dengan nafsu binatangnya.

Pernah suatu ketika, ketika Hindun sedang demam, dia merasa dirinya lemas tiada daya, namun, laki-laki itu terus memaksanya untuk melayaninya. Tak peduli dengan keadaan Hindun yang terkulai lemas, tak hiraukan meski Hindun berulang kali mengiba.

Laki-laki itu terus menikmati tubuh belia Hindun sampai puas. Dan, setelahnya dia tertawa lepas.

Tags: Cerita

BERITA LAINNYA

cerpen

Jasad Sang Pengintai

16 Januari 2021
Cerita Hari Selasa

Drama Pilu di Sebuah Rumah Tua

5 Januari 2021
Next Post

Jeritan Siswa Cacat Korban Penipuan Berkedok Donasi di SMKN 5 Lhokseumawe, Siapa Peduli?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITATERPOPULER

  • Duh, Oknum Teungku Imum di Pijay Diduga Cabuli Anak dibawah Umur Berulang Kali

    Duh, Oknum Teungku Imum di Pijay Diduga Cabuli Anak dibawah Umur Berulang Kali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Video Diduga Bupati Pidie Jaya Beredar di Tik Tok Viral

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Wajah Kepala Daerah di Aceh yang Ketahuan “Cubit” APBD untuk Penghasilan Tambahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Anak Walikota Lhokseumawe ‘Music Party’ di Tempat Umum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemuda Sakau di Aceh Utara Pukul Ayah dan Ibu Kandungnya Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

  • About Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Sitemap
  • Terms & Conditions
Mata Aceh

COPYRIGHT © 2021 MATA ACEH. ALL RIGHTS RESERVED

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Aceh
    • Banda Aceh
    • Aceh Barat
    • Aceh Besar
    • Aceh Tamiang
    • aceh tenggara
    • Aceh Timur
    • Aceh Utara
    • Pidie Jaya
    • Bener meriah
    • Berita Lhokseumawe
    • Bireuen
    • Blangpidie
    • Langsa
    • Lhokseumawe
  • Bisnis
  • Budaya
  • Business
  • cerpen
    • Cerita Hari Senin
    • Cerita Hari Selasa
    • Cerita Hari Kamis
    • Cerita Hari Saptu
    • Cerita Hari Minggu
  • Nasional
    • Jakarta
    • Medan
  • Seleb
  • Opini
  • Pemilu
  • Politik

COPYRIGHT © 2021 MATA ACEH. ALL RIGHTS RESERVED