Mataaceh.com– Di balik Tirai syariat Islam di kota Lhokseumawe, Menjelang tengah malam Ternyata masih banyak anak gadis remaja yang berkeliaran di sudut-sudut gedung tua sambil menunggu lawan jenis yang akan mengajaknya berkencan.
Pada Umumnya, mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dan ada juga yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan pengaruh lingkungan yang berantakan sehingga dengan terpaksa mereka harus terjun ke dunia gelap di kota yang menyelimuti Hukum Syariat Islam.
Pakaian mereka tidak beda dengan gadis-gadis Aceh pada umumnya, mereka masih menggunakan jilbab dengan celana Jeans dengan pakaian yang tertutup dijari tangannya terlihat menggapit sebatang rokok sambil menghisap mengeluarkan asap di mulutnya.
Saat malam semakin larut hembusan angin seakan membuat hangat disudut gedung dekat kawasan Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Terlihat beberapa perempuan berkulit sawo matang lagi asyik mengobrol, Sesekali mereka melirik ke kanan dan ke keri sambil melempar senyuman kepada pria yang lewat di kawasan tersebut.
Ketika ada pria mendekat, mereka menyambutnya akrab. Senyum sumringah membuat mereka tampak sangat memesona. Seorang di antaranya lantas menyapa, “selamat malam”.
Sebut saja Kupu-kupu malam, dia asli gadis Lhokseumawe umur 18 Tahun gadis yang menarik membuat lelaki mempesona, tinggi sekitar 155cm. Malam itu, tubuh langsingnya di balut kemeja dan celana jeans.
Dia mengaku sudah 2 tahun terjun ke dunia gelap itu. Kecewa kepada mantan tunangannya menjadi pemicu. Saat berpacaran, ia beberapa kali melakukan hubungan intim, seiring sang mantan ketahuan selinggkuh dan meninggalkannya pergi dengan wanita lain dan dia sempat di jual ke malasia oleh temannya, Sehinggga ia beranggapan hidupnya seakan sudah terlunta lunta, Belum lagi kekurangan kasih sayang keluarga membuatnya stres dan ingin menenangkan diri hingga terjun ke dunia terlaknat ini, Walaupun tarif tidak terpenting asalkan dia hilang stres.
“Coba abang-abang bayangkan, saya sudah tak suci lagi, orang tua saya tidak open sama saya , saya pernah dijual ke om” di negara sebelah , apa yang saya harapkan lagi, saya sebenarnya tidak mau juga seperti ini, nasi sudah jadi bubur ya terpaksa saya jalanin aja,” ujarnya dengan nada terbata bata saat di wawancara oleh pewarta media ini.
Dia mengaku bukan kepuasan yang dia cari melaikan adalah hiburan dan menghilang stres karna banyak masalah yang menipa hidupnya,
Tarif berkencan dengannya bervariasi, ada dulu sebelum corona Rp.400 tetapi sekarang hanya Rp200 ribu, untuk melakukan dia mengikut kemana dibawa pelanggan.
Saat pewarta menyambangi Kepala Satpol PP dan Waliyatul Hisbah (WH) Kota Lhokseumawe, kebetulan pihak terkait tidak ada di tempat, sehingga tulisan ini tayang pewarta belum mendapatkan tanggapan.(15/1/2021).Jum’at (Rj),
Woy ,,, manusia pekerja penyebar aib dalam Islam melarang kalian bekerja mencari keburukan orang lain apalagi menyebarkannya..
Wartawan begok
Do you need more people ready to buy for your website? We can provide keyword targeted people specifically for your business model
For more info For details visit: https://bit.ly/buy-targeted-web-traffic