Mataaceh.com, Aceh Timur –Seorang siswa SD Desa Sah Raja berteriak dengan suara terbata bata dari dalam boat bersama teman teman sebayanya, salah satu siswa bertiak minta bantuan kepada Presiden jokowi.
“Pak presiden Jokowi bantulah kami yang ditinggal di daerah pedalaman” saat melihat ada beberapa Wartawan mengarah kamera ke arah mereka saat hendak mendarat ke tepi.
Pesan mereka kepada Pak Presiden Jokowi seolah-olah menaruh begitu besar harapan untuk mengubah nasib mereka agar daerah nya maju seperti di kota-kota.
Sopir boat terus berusaha merapatkan boat nya ke darat, tampak sopir harus bekerja keras untuk mengendalikan arah boatnya ke darat karena air sungai sangat deras, sebab dalam bulan terakhir cuaca hujan terus menerus mengguyur kawasan pedalaman.
Begitu mendarat sejumlah siswa menggunakan sepatu, tampak baju mereka sedikit basah karna pagi itu cuaca nendung dan gerimis.
Dikutit dari media Lensa aceh, Salah seorang Reporter Televisi, Jufri Zainudin, mewawancara salah satu siswa SD, Kamis 14/01 namanya Safittri(12) siswa Kelas 6 SD Desa Sah Raja Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur.
Safitri menceritakan sedikit tentang perjuangan mereka setiap hari masuk sekolah harus menyebrangi sungai untuk bisa mencapai rumah sekolah yang berada diseberang sungai.
“Iya kami tiap hari berangkat sekolah harus menyebarangi sungai, jika ada yang antar kami naik boat, jika tidak ada yang antar kami dayung sendiri sampan nya, ujar Safitri ikut diangguk oleh teman-teman nya.”
“Kami sudah terbiasa, jadi tidak takut lagi menyebrangi sungai, terus gimana lagi karena tidak ada jembatan. satu-satu nya cara menggunakan sampan,”
“Kami sangat berharap pak Jokowi untuk bangun jembatan di Desa kami, agar adik-adik kami nanti tidak lagi naik sampan untuk sekolah,” ucap Safitri.
Sementara tokoh dan juga orang tua desa Sah Raja Cut Ahmad Abdullah (71) mengutarakan bagaimana kecemasan orang tua terhadap anak-anak mereka pulang pergi ke sekolah harus menyebrangi sungai, apalagi saat musim hujan, air sungai deras sekali.
Siapa yang tidak cemas, tapi mau gimana lagi, orang tuanya tidak bisa setiap hari mengantar mereka, karena mereka juga petani. harus bekerja di ladang, tutur Cut Ahmad.
Maunya Pemerintah peduli dan melihat secara langsung bagaimana nasib anak-anak di desa kami, harap Cut Ahmad
selain mereka harus menyebrangi sungai, ada juga siswa harus mengarungi lumpur di jalan, karena jalan rusak parah dan licin, tambah Cut Ahmad.