Lhokseumawe | Program hibah Air minum senilai 5 miliar lebih untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan melalui jaringan perpipaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ie Beusaree Rata Kota Lhokseumawe Tahun 2020 diduga bermasalah, Selasa, (29/6/2021).
Pasalnya, diduga penerima hibah Air Minum yang sudah terpasang perpipaan di lingkaran rumahnya belum juga bisa menikmati Air hibah tersebut, padahal pekerjaan pemasangan pipa itu dipekirakan sudah selesai hampir satu tahun lamanya.
“Iya ini udah lama dipasang, hampir satu tahun lah kira-kira, tapi airnya belum keluar,” ucap singkat salah satu warga Gampong Jawa Kecamatan Banda Sakti saat dikonfirmasi pewarta.
Menurut amatan pewarta media ini terlihat banyak penerima program hibah air minum tersebut dikalangan rumah mewah yang terparkir mobil di perkarangan rumahnya yang diduga bukanlah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Selain itu, mirisnya terdapat beberapa rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hanya terpasang stiker bertulisan “Progaram Hibah air Minum Perkotaan 2020, Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)”,
tanpa terlihat terpasangnya perpipaan untuk pengeluaran Air.
“Udah lama stikers itu ditempel saja, tetapi kami tidak merasakan air tersebut, kami hanya ditempel stikers saja, sampai sekarang ga ada air yang diterima,”aku salah satu warga pemilik rumah Gampong Banda Masen Kecamatan Banda Sakti, Minggu (27/6/2021).
Direktur (PDAM) Ie Beusaree Rata Kota Lhokseumawe saat dimintai keterangan diruangan kantor, Senin, 28/6/2020), menjelaskan penerima manfaat Program Hibah Air Minum di Kota Lhokseumawe sudab memenuhi semua persyaratan verifikasi dari pusat yaitu dibawah 6 Ampere What listrik 20 persen, 4 ampere dan 2 ampere karena patokannya dilistrik masyarakat penghasilan rendah (MBR), untuk yang ditempelkan stiker kenapa tidak dipasang karna tidak cukup anggaran lagi.
“Walaupun rumahnya besar mobilnya mewah ketika patokan listriknya sesuai kreteria tidak apa-apa, yang dipasang perpipaan itu cuma yang mempunyai jaringan terdekat, karna kalau jauh rugi, kan ga mungkin kita pasang kalau rugi,”ucapnya.
Pihaknya mengaku sudah terpasang perpipaan sebanyak 1.379 buah perpipaan keluar Air di bulan 12 tahun 2020, seharusnya 2.000 buah karna tidak cukup anggaran ya terpaksa di pangkas.
Lanjutnya, program ini ketika daerah tidak siap susah, karna program ini dari bulan Januari harus di laksanakan, sedangkan daerah proses leklang aja bulan 8 dan pemenang tender bulan 9 yang seharusnya sudah selesai, tetapi daerah baru kerjakan, sehingga kementrian tidak mau anggarkan lagi dana hibah dan harus di tanggung oleh Pemko dengan anggaran APBK.
Disinggung kapan hibah air tersebut akan dirasakan masyarakat pihaknya mengatakan,”Dalam dua bulan atau tiga bulan ini sudah ditargetkan, agar bisa dirasakan oleh masyarakat penerima hibah, karna kita akan kerja sama dengan pihak Aceh Utara. Dua Atau tiga bulan akan keluar air,”tutupnya
Sumbe Radar Aceh