Aceh Kaya Raya, Tapi Perusahaannya Tak Tampak: Di Mana Janji Pemerintah Membangun Lapangan Kerja?

BAGIKAN

Aceh Kaya Raya, Tapi Perusahaannya Tak Tampak: Di Mana Janji Pemerintah Membangun Lapangan Kerja?

BAGIKAN

Aceh , mata’ Aceh com -dikenal sebagai daerah modal dengan kekayaan alam yang melimpah. Namun, di balik potensi besar itu, kesejahteraan masyarakat masih jauh dari harapan. Perusahaan besar yang diimpikan rakyat Aceh untuk menampung tenaga kerja lokal, nyaris tak terlihat bentuknya.

 

Jika harga mahar di Aceh melonjak, jangan salahkan rakyat, apalagi sampai mengubah aturan demi menekan biaya. Yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah menciptakan lapangan kerja nyata, agar ekonomi bergerak dan rakyat bisa hidup sejahtera. Karena ketika pengangguran meningkat, daya beli melemah, dan harga kebutuhan terus naik — yang menderita bukan pejabat, tapi rakyat kecil.

 

Razali, pria yang akrab disapa Nyakli Maop, dengan tegas menyebut pemerintah saat ini hanya pandai menghabiskan anggaran, bukan menciptakan solusi ekonomi berkelanjutan.

 

> “Bahan baku di Aceh sangat banyak, tapi tidak ada satu pun perusahaan besar yang benar-benar berdiri dan menampung tenaga kerja lokal,” ujar Nyakli dengan nada kecewa.

menyoroti fakta bahwa hampir seluruh kebutuhan pembangunan, mulai dari bahan bangunan, alat perkantoran, hingga perlengkapan sekolah dan instansi pemerintahan, justru didatangkan dari luar Aceh. Padahal potensi lokal dapat diolah sendiri jika ada keberpihakan nyata dari para pemangku kebijakan.

Fakta ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah dan pusat. Untuk apa Aceh disebut “daerah modal” jika hasil alamnya justru mengalir keluar tanpa manfaat bagi rakyatnya?

Yang dibutuhkan Aceh bukan lagi janji investasi di atas kertas atau proyek seremonial, melainkan kehadiran industri lokal yang benar-benar menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi rakyat.

Banyaknya dana otonomi khusus dan investasi yang tidak berdampak pada ekonomi rakyat menandakan lemahnya tata kelola dan arah pembangunan daerah. Jika tidak segera dibenahi, Aceh akan terus menjadi daerah kaya yang hidup dalam kemiskinan struktural.

Jika arah pembangunan tidak segera dikoreksi, Aceh akan tetap menjadi penonton di atas tanahnya sendiri — kaya sumber daya, tapi miskin kesejahteraan.