Mataaceh.com | Aceh Timur – Diduga akibat rencana pemotongan gaji, ratusan karyawan kontrak RSUD Zubir Mahmud, Kabupaten Aceh Timur, menggelar aksi mogok kerja.
Mulanya, ratusan pekerja yang terdiri dari sejumlah perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya itu, tampak memenuhi sejumlah bangku ruang tunggu di area lobi rumah sakit plat merah tersebut.
” Hari ini, kami ada di sini untuk mencari keadilan, kenapa gaji kami dipotong, sementara yang lain tidak, dan mengapa yang S1, D3 dengan SMA disama ratakan jadi hanya Rp.500 ribu per bulan setelah dipotong?,” ujar salah seorang tenaga kesehatan yang tidak ingin disebutkan namanya itu, Selasa, 15 Februari 2022.
Tak lama kemudian, para pekerja yang mayoritas terdiri dari kaum hawa tersebut, bergerak menuju lantai dua RS, tepatnya sebuah ruang pertemuan, dimana Direktur RSUD. Zubir Mahmud, dr.Edi Gunawan, Mars, sedang memimpin rapat mengenai polemik tersebut bersama sejumlah staf beserta jajarannya, dan disaksikan aparat kepolisian dari Polres Aceh Timur dan sejumlah awak media.
Berselang beberapa menit kemudian, rapat tadi mendadak diakhiri, lalu tanpa direncanakan, para pemogok kerja itu pun dipersilahkan masuk ke ruang pertemuan tersebut, sementara sebagian peserta rapat sebelumnya, keluar meninggalkan ruangan yang mulai penuh sesak tersebut.
Dalam pertemuan itu, para pemogok kerja diberi kesempatan menyampaikan pendapatnya secara bergantian, yang kemudian disahuti oleh pihak manajemen RS yang dipimpin sang direktur.
Setelah melalui perbincangan alot, yang diwarnai sahut sambut, akhirnya pertemuan itu pun diakhiri, para pemogok kerja tampak langsung membubarkan diri.
Ketika dikonfirmasi, Direktur RSUD. Zubir Mahmud, dr.Edi Gunawan, Mars, menyatakan pihaknya telah menempuh segala upaya penyelesaian masalah tersebut, sebagaimana yang diharapkan oleh para karyawannya yang mogok kerja itu.
” Kebetulan sebelumnya kita memang ada kendala anggaran, dan kita juga mengalami dilema, mereka mau tetap digaji atau dirumahkan, tapi kan kasihan kalau mereka dirumahkan, jadi sebenarnya kita sudah carikan berbagai solusi terbaik buat mereka, tadi mereka juga sudah dengar sendiri,” kata Edi.
Namun Edi menjelaskan, bahwa aksi yang digelar para karyawan hari ini bukanlah aksi mogok kerja, melainkan upaya para karyawan untuk mendapat penjelasan mengenai persoalan tersebut dari pihak manajemen.
” Pengakuan mereka, mereka bukan mogok, tapi ingin klarifikasi dan konfirmasi langsung ke pihak manajemen terkait pengurangan honor tenaga kontrak,” ujar sang direktur.
Sementara itu, menurut pantauan media ini, sebelumnya, gaji yang diterima para tenaga kontrak RS Zubir Mahmud selama ini bervariasi, diantaranya, gaji kontrak S1 sekitar Rp. 1.100.000,- dan D3 Rp. 700.000 .Namun, setelah dilakukan pemotongan di sama ratakan antara S1 dan D3 menjadi Rp. 500.000/ bulan, sehingga memicu aksi mogok para pekerja.
Media ini juga sempat mewawancarai sejumlah pasien di ruang perawatan, dan para pasien mengaku sejauh ini mereka tidak terganggu dengan adanya aksi mogok tersebut, dikarenakan tetap ada petugas kesehatan yang tinggal untuk tetap melayani mereka dengan sangat baik.(RX)