Cerita Dibalik Bulan Ramadhan
Penulis : Alfatur Rizky/ETHNIES
Opini – Menuju bulan Ramadhan tentunya banyak sekali persiapan yang harus dipersiapan oleh seluruh masyarakat terutama umat islam. Terlepas dari itu semua tentu ini menjadi sebuah hal yang juga untuk saya secara pribadi.
Banyak hal yang menjadi cerita baru terutama dari sisi religiusnya. Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh makna dan penuh cerita baik dan buruk nantinya.
Kenapa saya mengatakan hal seperti itu, berbicara hal yang baik, tentu bulan ramadhan merupakan dimana rezeki seseorang akan terus dipermudah terutama bagi mereka yang berdagang.
Namun di sisi buruknya, tentu dalam hal ini para pedagang juga harus siap menerima bagi mereka yang tidak berpuasa, terutama bagi umat muslim yang dirinya sedang tak berpuasa secara sengaja.
Contoh kasus di Aceh, tak menutup kemungkinan banyak sekali masyarakat yang tidak berpuasa secara tidak sengaja, dalam hal ini para pedagang tentu juga ada.
Disetiap sudut pasti ada yang seperti, biasany para pedagang nakal ini tidak berjualan secara terang-terangan namun secara tertutup dan tidak terlihat oleh banyak orang.
Apakah itu hal yang wajar, tentu saja itu hal yang wajar untuk saya secara pribadi dan itu sah-sah saja bagi mereka secara personal.
Namun tak dipungkiri tentu dari pihak keamanan juga sudah menertipkan para pedagang liar itu, tapi pasti esoknya akan bermunculan lagi orang baru yang melakukan hal tersebut.
Sudah selesai sedikit cerita buruknya menjelang bulan ramadhan. Nah apa selanjutnya pra persiapan yang akan dipersiapkan oleh masyarakat khususnya di Aceh.
Pra persiapan di Aceh menjelang puasa 1 minggu menjelang tentu pasti akan diramaikan dengan bazzar murah, seperti dalam bentuk parcel biasanya itu dijual di supermarket atau stan-stan yang disediakan di daerah masing-masing.
Khusus di Aceh biasanya dalam bentuk harga diskon besar-besaran, kemudian tentu yang akan naik itu adalah Minyak Goreng, bumbu dapur, lauk-lauk pauk (Ikan laut), telur, dan daging ayam dan sapi.
Namun yang paling fantastis itu adalah daging kerbau. Setiap menjelang Meugang pasti hal tersebut sudah menjadi hal biasa dan menjadi makanan setiap menjelang bulan ramadhan.
Tahun ini, ramadhan akan terasa sangat berat. Karena dengan segala isu kelangkaan Migor, kedelai naik harga, ditambah lagi krisis ekonomi dunia akibat Invasi Ukraina oleh Rusia dan di Indonesia sendiri terutama di Aceh banyak sekali krisisnya terutama ekonomi masyarakat.
Kenapa saya tidak menyebutkan covid-19, karena masyarakat sendiri seperti sudah bersahabat dengan Covid-19 itu sendiri, namun terlepas dari itu Covid-19 masih menjadi sebuah tanda tanya juga, karena kita tidak pernah tahu hal apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap Covid-19 ini.
Namun saya rasa masyarakat sudah tahu bagaimana cara menghadapi Covid-19 itu sendiri.
Kemudian, apalagi cerita setelah Meugang? Di Aceh biasa di hari pertama sampai 10 hari selanjutnya itu akan disibutkan dengan sholat tadurus Full Raka’at, setiap masjid dan musholla akan dipenuhi oleh Jama’ah.
Setelah 10 hari itu, maka masyarakat akan disibukkan dengan persiapan mendesaian atau berleha-leha ataupun berburu harta untuk prapersiapan lebaran Idul Fitri.
Dan dipenghujung puasa, maka masyarakat akan disibukkan dengan persiapan Lebaran, dari segi pakaian, makanan, atau mendekor rumah.
Apa itu wajar, wajar saja. Dan sudah menjadi sebuah tradisi. Nah disela menuju lebaran biasa akan ada yang namanya membayar Fitrah atau hak orang yang membutuhkan, biasanya dengan beras atau uang.
Kemudian, apalagi? Masih banyak lagi.
Sebenarnya yang ingin saya sampaikan di bulan ramadhan ini, adalah hal yang menyedihkan yaitu, ramainya jamaah di Masjid dan Musholla hanya diawal bulan ramadhan saja.
Lantas setelah itu bagaimana? Paling ramai hanya 1/2 saf saja yang penuh bahkan hanya setengah saja. Padahal bulan ramadhan adalah tempat kita mencari rezeki di bulan ramadhan dengan memohon sebanyak-banyak ampun dari yang maha kuasa.
dan bercurhat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini seperti menjadi kepercayaan tersendiri bagi mereka yang percaya akan ramadhan penuh nikmat dan rezeki berlimpah.
Saya percaya bahwa Tuhan akan memudahkan langkah terutama di bulan ramadhan, Allah SWT.
Saya juga ingat akan sebuah pesan dari teman terdekat saya Derick Ridiansyah Arnanta Lubis.
“Percaya atau tidak, Tuhan selalu memberi nikmat besar dalam hidup. terutama jika kita berjuang mati-matian untuk hanya mendapatkan Rp 100 Rupiah saja, maka Tuhan akan memberikan nikmat rezeki berjuta-juta bahkan bermiliar dan sampai tak terhingga, Tuhan tidak perhitungan dengan umatnya, Tuhan selalu memberi kemudahan terhadap umatnya yang percaya dengannya. Jika tak diberi dunia maka akan diberikan di akhirat,” sebut Derick yang baru saja mualaf 7 tahun lalu.
87