Aceh Barat – Terkait sungai Krueng tujoh Kepala Dinas DLHK Aceh Barat Bukhari bersama Staf ahli Bupati Ir.Faisal Lubis dan Tim turun kelokasi bersama masyarakat untuk mengambil Sampel air diduga tercemar air batu bara yang mengalir dari stockpile PT. Mifa Bersaudara. Senin, (13/09/2021).
Adapun Dalam perjalanan pihak DLHK mengambil sampel pertama di jembatan Desa Balee Pukul 11:55 Wib dengan titik GPS, N:4.19 49 28, E: 96 212 02, air berwarna cokelat, dengan pH air 5,83, Temperatur 28,5 ,DHL:47,1PP, DO: 5,7 ms/L, TDS: 34,3 PP².
Selang beberapa menit setelah pengambilan titik pertama tim turun kelokasi titik kedua pada jembatan Desa Balee juga pada pukul 12:30 Wib dengan titik GPS N: 4 19 74 51 E:96 47 46 7, dengan air berwarna Cokelat dengan pH air 6,05, Temperatur:29,1, DHL:82,0 DO:5,8 ms/L, TDS: 54,1 PP².
Selanjutnya nya Tim DLHK Aceh Barat turun pada titik terakhir yaitu di daerah aliran sungai Krueng tujoh Tepat nya di Desa Ujong Tanoh Darat lokasi di bawah jembatan UTD, Sekitar Pukul 13:05 Wib dengan pH: 5,88, Temperatur: 27,7 ,DHL:64,00 , DO: 4,0 ms/L, TDS: 41,7 PP², dan GPS N: 41 7 67 86 E: 96 17 08 12.
Informasi ini di sampaikan oleh Alfian Pase, Melalui Siaran Pers via WhatsApp kepada awak media Mataaceh.com.
Kepala dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh Barat Bapak Bukhari mengatakan tim nya hari mengambil sampel yang akan di bawa ke Laboratorium nanti.
“Kami hari ini mengecek langsung kelapangan yang selama ini mendengar keluhan masyarakat dan kami membawa pulang oleh-oleh dari sungai krueng tujoh untuk di periksa ke Laboratorium di PT.Sucofindo Cabang Medan, Kantor Jln. Gatot Subroto No.105″Sebut bapak Bukhari.
Dalam perjalanan tersebut dari arah titik pertama pengambilan sampel ketitik kedua yaitu di Desa Bale Kepala DLHK Aceh Barat, Bukhari sempat menjumpai warga dan menanyakan langsung penderitaan masyarakat selama ini.
“Bapak selama ini tidak lagi kesawah kenapa?” Beliau bertanya kepada salah satu Masyarakat di desa bale bernama Abdul Rahman dengan wajah prihatin.
“Selama ini kami telah trauma dengan Kejadian padi kami dulu mati di karena kan air mengandung batu bara dan saya duga itu berasal dari stockpile PT. Mifa Bersaudara”jawab Abdul Rahman
Bukhari pun bertanya lagi “Selama berapa tahun sudah tidak membajak sawah”tanya Bukhari.
“Kurang lebih saya sudah 3 Tahun kami tidak membajak sawah lagi kami pun kekurangan air kami menduga air yang mengalir ke Desa kami sudah di tutup oleh Pihak perusahaan yang bersangkutan”sebut nya pak Abdul Rahman.
pak Bukhari bertanya lagi “siapa perusahaan yang bersangkutan yang bapak sebut kan”.
Abdul Rahman menjawab “Dugaan kami dari PT.Mifa Bersaudara karna dulu kami pernah mengalami musibah dan pihak PT.Mifa Bersaudara seakan acuh tak acuh melihat masyarakat kami saat itu beribu janji yang di gambarkan Kepada kami namun satu pun tidak jelas, jawab Abdul Rahman.
Abdul Rahman masyarakat Desa Bale menduga air tersebut sudah di alihkan ke arah lain sehingga tidak ada air lagi untuk membajak sawah.
“Ketika permasalahan air ini kami Protes mengakibatkan tanaman padi kami kekurangan air, penyebab nya itu air sungai yang alami dulu di alih kan tempat lain kamipun menduga buangan air Batu Bara itu dialihkan ke sungai Krueng tujoh” kata Abdul Rahman
Disela-sela percakapan ada seorang ibu yang mengeluh kepada wartawan yaitu ibu Safwan bahwasanya selama ini mereka tidak menerima bantuan apa-apa dari pihak PT.Mifa Bersaudara yang saat ini berdekatan dan menerima dampak tercemarnya Batu Bara.
“Pat di jok Kamoe mesapue Tan ijok bantuan lek PT ipeugah ijok hek kamoe meu preh-preh leuh semeukoh Baro di jok pupok keukamoe kupue loen pade-pade ka heng gara limbah nyan”(Bahasa Aceh)
Translate Bahasa Indonesia” Mana ada di kasih kami bantuan apapun belum di kasih mereka hanya bicara saja di kasih lama kami tunggu siap panen baru di kasih Pupuk untuk apa lagi padi-padi kami sudah mulai rusak gara-gara limbah tersebut” keluh ibu Safwan yang terasa di beri harapan palsu oleh pihak perusahaan yang namun nya pihak perusahaan memberikan juga bantuan pupuk untuk padi setelah mereka panen.
Beliau mengakui bantuan lainnya ibu Safwan sendiri tidak pernah mendapat kan nya padahal beliau hanya seorang janda tua yang keseharian nya mencari rezeki dalam segi pertanian.
Bukhari selaku Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) berharap masyarakat setelah pengecekan ini kalau memang tidak mengandung bahan kimia atau dampak batu bara beliau mengajak lagi Masyarakat untuk membajak sawah lagi.
“Saya berharap kepada masyarakat balee agar membajak lagi ke sawah setelah pengecekan ini, kalau memang tercemar kita panggil pihak perusahaan dan kita musyawarah kan, karna masyarakat Balee kabanyakan Petani dan petani tidak boleh di hakimi seperti ini”sebut Bukhari dengan perhatian.
Staf ahli Bupati Bapak Ir. Faisal Lubis di dampingi oleh Kepala DLHK Bukhari pun mengatakan terkait sampel “Setiap Sampel kita mengambil 1Liter air dari setiap satu Liter air kita mengambil dari tiga titik koordinat yang diduga tercemar,di dalam teori pH ini menunjukkan indikasi awal mendekati Normal namun kita tunggu hasil di Laboratorium karna hasil laboratorium lah yang tahu data kongkrit dan fakta nya” tutup Faisal (RF)