MATAACEH.COM, Simeuleu – Ketu KPA Wilayah Simeulue TGK MUSLIADI melaui Jubirnya Sarwadi menyatakan dalam rangka menyambut Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke 45 tahun, jajaran KPA akan menggelar zikir dan doa bersama pada tanggal 4 Desember 2021 mendatang, bersama masyarakat Simeulue, Sinabang ( 27/11/2021 ).
Jubir KPA wilayah simeulue menyampaikan”,Momentum bersejarah bagi bangsa Aceh tersebut diperingati tanggal 4 Desember setiap tahun berjalan dan akan digelar juga pada 4 Desember 2021 mendatang. Milad bertujuan untuk mengenang para syuhada konflik dimasa silam,
“Momentum ini untuk mengenang para Syuhada yang telah berjasa memperjuangkan Rakyat Aceh dan Bumi tanah rencong ini. Untuk itu kita sebagai masyarakat yang tinggal di Aceh harus dapat mengenang para Syuhada yang sudah syahid dengan menggelar zikir dan doa, “
” Kami mengharapkan kepada seluruh mantan Kombatan dan masyarakat Simeulue ” agar kiranya, Doa dan Santunan anak Yatim Piatu juga merupakan salah satu bentuk Puji Syukur kepada Allah SWT, melalui Doa yang disedekahkan tersebut pula berupa upaya dalam mengenang hari bersejarah dan pengorbanan para Syuhada terdahulu”.
Milad ke-45 tahun 2021 tidak ada pengibaran “Bendera” hanya zikir beserta doa dan santunan anak yatim, Doa tersebut diniatkan kepada para pejuang GAM yang telah meninggal dunia pada masa konflik Aceh sebelumnya, dalam mengenang jasanya, mari kita doakan agar Allah menempatkan para pejuang di sisi-Nya,
“Kepada Kombatan KPA wilayah Simeulue dan masyarakat, diharap selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT, supaya perdamaian yang telah terwujud hendaknya terus berlangsung terjaga bersama,
Semua pihak agar terus menjaga perdamaian yang telah terwujud, sehingga dengan masyarakat dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman, nyaman dan tentram. Demikian juga para eks combatan agar selalu kompak dengan masyarakat melalui reintergrasi,
“Perlu diketahui, sejauh mana langkah perjuangan bangsa Aceh setelah 16 tahun” Perdamaian ini diraih dengan berbagai susah payah hingga pengorbanan para syuhada. Sehingga menjadi tanggungjawab bersama dalam menjaganya, demikian pula kepedulian kita terhadap anak-anak pejuang yang telah tiada. Tanpa para “Syuhada” kita tidak akan pernah merasakan kedamaian sebagaimana saat ini, tutupnya.
Pewarta ( Sarwadi )