Mataaceh.com – Ditengah hiruk pikuk politik 2024 yang selalu menjadi pembicaraan setiap harinya mulai dari sambil ngopi di warung sampai lingkungan masyarakat yang dinamis dan begitu massifnya kemajuan teknologi menyampaikan berbagai hal terkait masyarakat maupun bangsa dengan jumlah media berita online yang cukup banyak, yang mana masyarakat saat ini sangat bergantung pada teknologi.
Tepat hari Sabtu, 24 September 2022, Bapak Muslim, SHI., MM, anggota MPR RI bersama masyarakat Aceh Tamiang untuk memperkuat bangunan kebangsaan dengan pertukaran pemikiran dalam Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Dayah Babul Ulum, Langsa.
Dengan antusiasme masyarakat yang begitu besar terhadap kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini adalah modal utama dalam memassifkan penguatan kegiatan tersebut ke depannya oleh MPR RI.
Dimulai dengan acara seremonial yang singkat berupa pengantar kegiatan oleh Bang Muslim, sapaan akrabnya, dan sambutan Pimpinan Dayah Babul Ulum untuk memberikan semangat kepada masyarakat dan keberlangsungan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar yang tidak boleh terputus oleh zaman maupun generasi penerus bangsa.
Bang Muslim, dalam pemaparan Sosialisasi 4 Pilar kali ini banyak menyinggung bagaimana kesejahteraan itu sebuah pijakan politik dari proses sejarah kenapa bangsa ini harus merdeka dari penjajah dan kemiskinan masih menyelimuti bangsa ini dengan jumlah yang tidak kecil termasuk Aceh masih cukup lumayan angka kemiskinan yakin 14,65 persen.
Kesejahteraan sangat bergeming di kala momentum Pemilu yang dilaksanakan 5 tahunan dan berhenti menjadi narasi ketika Pemilu sudah selesai, yang ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi kita sebagai bangsa yang telah merebut negeri ini dari penjajahan Belanda dan Jepang, ungkap Bang Muslim.
4 Pilar itu mencita-citakan masyarakat itu adanya kesejahteraan sebagai jalan terciptanya negara yang kuat dan ekonomi yang modern ditengah kapilatisme dan sosialisme yang terus menghantui ekonomi global bahkan ancaman perang Rusia dengan Ukraina, tambah Bang Muslim.
Khalid, warga Aceh Tamiang, mengutarakan pandangan terkait masyarakat sejahtera dan sejahtera masyarakat yang menjadi momok 5 tahunan Pemilu tanpa sebuah kemajuan pembangunan ekonomi daerah dengan angka kemiskinan yang masih cukup besar dan adanya politik harusnya kesejahteraan itu bisa terwujud dengan pasti karena dari politik lahir kebijakan perubahan dan adil.
Bukankah politik itu alat untuk mencapai berbangsa dan bernegara yang kuat dan bermartabat dengan menghadirkan kesejahteraan, tambah Khalid.
Dalam sesi tanya jawab berbagai pertanyaan muncul dari peserta Sosialisasi yang disampaikan untuk Bang Muslim begitu menggelitik dan progresif karena adanya keinginan kesejahteraan itu terwujud dalam kenyataannya.
Kesejahteraan diwujudkan dengan satu kata yakni pembuktian dan angka kemiskinan dibawah 2 persen, jawab Bang Muslim.
Pembuktian itu terumuskan selama 5 tahun setelah Pemilu dengan program yang berbasiskan pada pengembangan dan permodalan ekonomi kelas bawah serta berpihak pada kelas bawah dalam melahirkan kebijakan.
Tidak mustahil angka kemiskinan dibawah 2 persen dengan melahirkan langkah-langkah penguatan maupun pembaharuan ekonomi masyarakat dengan juga lapangan kerja yang didorong untuk anak bangsa sendiri, tambah Bang Muslim.
4 Pilar bukan ideologi hanya sebagai bangunan membangun ideologi bangsa namun bagaimana ideologi bangsa ini yang memiliki cita-cita bernegara dan berbangsa itu terwujud dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat, ungkap Bang Muslim menjawab pertanyaan dari beberapa peserta.
Tibalah Sosialisasi 4 Pilar masuk sesi Penutupan, seperti biasa Bang Muslim diberikan kesempatan oleh moderator untuk memberikan pandangan penutup dengan adanya Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Kesejahteraan adalah bukan buku sejarah yang diulang-ulang untuk diingatkan dalam sebuah momentum yang bernama Pemilu melainkan cita-cita yang harus diwujudkan maupun ditanggung oleh pundak seluruh kekuatan bangsa ini agar tidak menjadi pekerjaan sia-sia dan mengulang karena bangsa ini sudah merdeka sejak 1945 bukan sedang belajar mengeja kata maupun huruf ‘kesejahteraan’, ungkap Bang Muslim dalam menutup kegiatan ini.
66