BANDA ACEH – Mahasiswa Aceh, Sulthan Alfaraby merilis buku keempat yang berjudul “Bidadari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) 2: Alfina dalam Badai Kekuasaan”, Sabtu (06/04/2021).
Buku ini menceritakan tentang dua sejoli yang saling mencintai di tengah perjuangan mahasiswa melawan kekuasaan yang zalim.
Sebelumnya, buku Bidadari BEM seri pertama karya Sulthan Alfaraby telah sukses diterbitkan oleh Bandar Publishing dan memiliki International Standard Book Number (ISBN) di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Sulthan Alfaraby menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya. Dia menyampaikan bahwa buku Bidadari BEM 2 merupakan buku keempat miliknya, setelah buku sebelumnya yang berjudul “Aktivis Undercover”, “Bidadari BEM”, dan “Cahaya di Dalam Gelap”.
“Alhamdulillah, pada hari ini buku Bidadari BEM 2 resmi dirilis. Saya berterima kasih kepada semuanya yang telah mendukung. Ini merupakan kelanjutan dari buku Bidadari BEM yang pertama. Dengan dirilisnya buku ini, maka ini merupakan buku keempat yang telah saya tulis,” ujarnya.
Mahasiswa yang sedang menempuh studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh tersebut mengungkapkan bahwa buku Bidadari BEM tercipta karena mimpi saat tidur.
“Buku ini saya tulis karena saya bermimpi, ada sesosok perempuan (mahasiswi) yang saya cintai, tapi cuma dalam mimpi, ya. Oleh sebab itu, saya mendapat inspirasi dan saya ungkapkan dalam buku. Saya pikir, kalau dibuat jadi film akan sangat luar biasa”, terangnya.
Selain buku, diketahui pula bahwa putera asli Meulaboh ini juga pernah menuliskan satu tabloid tentang perkembangan pembangunan di Aceh Barat yang bekerjasama dengan salah satu instansi.
Sulthan Alfaraby juga terus berharap dukungan dari semua pihak kedepan, terkait niatnya untuk terus menghidupkan industri kreatif di Indonesia, khususnya di Aceh.
“Hari ini, saya selaku anak muda Aceh sudah membuktikan dan bergerak untuk menjadi salah satu orang untuk terus menghidupkan industri kreatif melalui ide-ide yang saya tawarkan. Oleh sebab itu, saya berharap semua pihak terus mendukung. Karena tanpa dukungan, maka tentu akan sulit”, harapnya.
Dia juga menilai, semangat teman-temannya untuk menulis juga sangat tinggi. Bahkan, ada yang sempat mengatakan kepadanya bahwa mereka kekurangan dana untuk membuat sebuah karya buku.
“Teman-teman saya ramai yang hobi menulis dan minat mereka tinggi. Ada juga yang menyampaikan bahwa dia kekurangan dana untuk buat buku. Lalu saya katakan bahwa kita jangan ragu untuk berkarya, karena modal utama adalah semangat. Tanpa semangat, maka semua akan sia-sia”, ungkapnya.
Sulthan Alfaraby menyatakan, bahwa karya adalah sebuah bentuk investasi yang bisa diciptakan melalui jalinan relasi dan kerjasama.
“Dana itu bukanlah masalah, ya. Kita bisa mengakalinya dengan menjalin relasi dan kerjasama. Kita ini kan anak muda, tentunya banyak jalan yang bisa kita tempuh. Saran saya, jangan lupa juga menabung untuk menciptakan karya, karena karya ini adalah investasi bagi si penulis itu sendiri. Kita tidak akan rugi kok”, dia menyarankan.
Diceritakan di dalam buku novel cinta yang banyak diminati oleh golongan muda tersebut, bahwa ada tokoh utama yang bernama Ardial dan Alfina. Ardial adalah Ketua Himpunan Mahasiswa yang penyayang dan Alfina adalah Sekretaris BEM yang vokal.
Walaupun dari kampus yang sama, namun uniknya Alfina adalah anak orang kaya. Orang tua Alfina merupakan pemilik tambang besar. Namun, Alfina tidak pernah setuju dengan pemikiran orang tuanya. Apa boleh buat, toh, Alfina adalah anak satu-satunya.
Ardial dan Alfina awalnya sudah lama dipertemukan di jalan saat aksi demonstrasi, meskipun tidak terlalu saling mengenal. Namun, pada suatu hari, mereka akhirnya berpisah di jalan. Bedanya, Ardial berakhir dengan nasib yang menyedihkan.
Istilah bidadari BEM sangat cocok untuk Alfina dan Ardial sangat suka memanggil Alfina dengan sebutan itu. Apalagi, ketika melihat senyumnya yang selalu terang, pupil matanya yang berwarna cokelat, kulit putih, parasnya elok dan tinggi semampai serta orasinya yang vokal ketika demo tentu membuat siapa saja pasti terpesona melihatnya.
Pasca tewas Ardial, Alfina akan mencoba mengambil alih gerakan mahasiswa dan memprovokasi sebanyak dua juta rakyat untuk menggulingkan presiden. Istana presiden semakin mencekam.