Muhammad Fadli, Seorang Pejuang Dari Pelosok Negeri.

Oleh

Oleh

Mataaceh.com|Muhammad Fadli atau yang kerap disapa Fadli merupakan pemuda Asal Gampong Alue Ie Mirah, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, Lahir pada Tanggal 10 Juni 1998.

Lahir dari keluarga yang sederhana di sebuah pelosok desa membuat pemuda satu ini mempunyai kepribadian yang luar biasa, pasal nya di tengah keterbatasan biaya Pasca orang tua nya menghadap sang ilahi Fadli tetap mampu berjuang melanjutkan pendidikan nya.

Saat dirinya duduk di Sekolah Dasar (SD) fadli pertama kali merasakan musibah yang sangat luar biasa dalam hidup nya, ketika ia kelas 6 SD kedua orang tuanya memilih untuk bercerai, sehingga kejadian itu membuat fadli kehilangan arah hidup, meskipun sebelum nya setiap ujian naik kelas ia mendapatkan rangking 1 dan 2, namun setelah kejadian itu ia sempat terjerumus kedalam lingkungan pergaulan yang tidak sehat, seperti tawuran, balap liar, dan banyak hal negatif lainnya.

Setelah sekian tahun menjalani hidup sebagai seorang anak tanpa kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya, saat Fadli duduk di Bangku SMA ketika itu hari kamis jam masih menunjukkan pukul 11:15 Wib saat fadli dan rekan belajarnya sedang Asyik berdiskusi di ruang kelas mengulang mata pelajaran yang di berikan Guru.

Seketika Kabar kesedihan kembali menyelimuti ruang kelas tersebut, di hadapan kawan kelas Fadli mendapat Kabar bahwa Sang Ayah yang saat ini menjadi tumpuan semangat fadli sudah menghadap sang ilahi.

Fadli tersungkur lemas, mendengar kabar duka itu, kemudian Dewan Guru memberikan izin kepada nya pulang, tiba di rumah Ayah sudah berbaring di atas kasur dengan selimut kain batik “Ya Allah Ayaahhhhh”, Ucapan pertama kali di ucapkan Fadli.

Kemudian dirinya mendekati dan memeluk Ayah yang saat itu tubuh nya sudah dingin dan Kaku, Air mata Fadli menetes, kesedihan yang sangat dalam tidak mampu lagi bagaimana tergambarkan saat itu, fadli dengan lembut dan berderai air mata membisikkan kalimat terakhir kepada ayahnya ” Aku janji yah, aku akan menjadi lebih baik lagi, aku akan menjadi orang yang berguna untuk sekeliling ku “.

Fadli sebagai anak sulung mau tidak mau sudah menjadi kewajiban untuk menjadi Ayah untuk adik nya, Mereka bingung bagaimana cara untuk melanjutkan Sekolah Setelah Ayah meninggal, Saat itu Fadli memilih tingal bersama keluarga Ayah sambil membantu nya ke pergi kesawah dan berkebun di sanalah fadli masih bisa bersekolah.

Pada Tahun 2016 saat Fadli dan seluruh siswa/i SMA Di Indonesia selesai mengikuti Ujian Nasional di Lulus, Dilema saat itu saat dirinya ingin melanjutkan Kuliah keperguruan Tinggi Namun terkendala Biaya.

Dengan tekat yang kuat, dukungan para sahabat nya dan bantuan dari para guru fadli memberanikan diri untuk tes kuliah jalur bidikmisi, agar ia bisa melanjutkan pendidikan nya, namun takdir Tuhan berkata lain, di tahap tes SNMPTN fadli gagal lulus.

Dengan hati yang semakin terpuruk, fadli kembali teringat janji terakhirnya kepada ayahnya, ia bangkit kembali dan kemudian ikut tes yang kedua kalinya bidikmisi jalur SBMPTN, setelah mengikuti serangkaian proses seleksi, akhirnya Tuhan memberkati perjuangan fadli, ia lolos bidikmisi di Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, disitu secercah harapan kembali terlihat dari matanya, ia bulatkan tekad dan kuatkan niat merantau ke Lhokseumawe untuk melanjutkan pendidikan S1 nya.

Selama perkuliahan kehidupan fadli semakin membaik, karna dukungan dari keluarga dan teman-teman dekatnya, ia juga sempat tinggal di pesantren Darul Mu’arif Al-Aziziyyah sebelum memilih untuk tinggal di rumah sewa dekat dengan kampusnya.

Fadli terus memperbaiki diri, dengan tujuan ingin membuktikan kepada almarhum ayahnya bahwa ia bisa menjadi lebih baik, untuk membuktikan bahwa ia bisa merubah hidup keluarga menjadi lebih baik lagi, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan dan Negara kepadanya.

Di semester 3 Fadli sudah bisa menjuarai Kompetisi debat tingkat Universitas Malikussaleh yang di adakan oleh Jurusan FISIP, kemudian di semester 4 dia sudah bisa menjadi juara 3 debat konstitusi Kampus seluruh Aceh yang di adakan oleh Majelis Perwakilan Rakyat (MPR). Di semester 5 fadli bisa menjuarai Debat Ilmiah kebahasaan Kampus se Aceh yang di adakan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan Aceh di tahun 2018, di tahun yang sama atas pengabdian nya untuk Fakultas Hukum fadli di anugerahi sebagai r
Runner-up Mahasiswa Berprestasi Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh.

Selain prestasi akademik fadli juga pernah beberapa kali dipercayai untuk memimpin beberapa Lembaga/Organisasi mahasiswa, Fadli pernah menjadi Ketua Forum kajian dan penulisan hukum (FKPH), Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unimal, Koordinator Lembaga Eksekutif Mahasiswa Hukum Indonesia (Lemhi) Wilayah Aceh, Dan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum Unimal.

Selain itu di dunia sosial dan kemasyarakatan fadli juga sangat aktif, beberapa kali fadli dan kawan-kawan nya mengadvokasi kasus-kasus ketimpangan sosial di Lhokseumawe dan Aceh Utara, yang sangat fenomenal ketika itu adalah ketika fadli dan teman-temannya di Fakultas Hukum Unimal membantu Advokasi kasus mursyidah, seorang janda miskin, yang mempunyai tanggungan 3 orang anaknya, dituduh merusak fasilitas pribadi orang lain, karna keberanian nya membongkar penimbunan gas di kota Lhokseumawe, berkat advokasi fadli dan teman-temannya mursyidah tidak jadi mendekam di jeruji besi, ia hanya di vonis Hukuman percobaan oleh Pengadilan Negeri Lhokseumawe ketika itu.

Kini dengan berbagai problematika kehidupan yang telah dilewati, fadli sedang dalam proses menyelesaikan skripsinya untuk mendapatkan gelar sarjana hukum, alam dan Tuhan selalu memberikan kesempatan yang sama untuk setiap manusia untuk menjadi lebih baik, kesuksesan tidak hanya di miliki oleh anak orang kaya, anak orang miskin sekalipun, anak pelosok desa manapun bisa menjadi sukses, ketika ia punya kesungguhan hati dan kekuatan mental untuk merubah hidupnya dan berjuang menjadi lebih baik daripada sebelum nya.

Tidak semua orang bisa menjadi sukses, tapi orang sukses bisa berasal darimana saja (Ratatouille) .

Cerita ini di tulis oleh Haiqal al-fikri sahabat nya Muhammad fadli, saksi hidup atas perjuangan kehidupan Muhammad fadli selama ini.

mahasiswa

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

ARTIKEL TERPOPULER
1
2
3
4
5
Opini Text