Lhokseumawe – Komite Pimpinan Wilayah Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (KPW-SMUR) Lhokseumawe – Aceh Utara Menanggapi dugaan Pungli yang terjadi di pasar inpres Kota Lhokseumawe.
Nanda Rizki selaku ketua mengatakan, bahwa dugaan praktik pungli kian marak terjadi di pasar inpres, hal tersebut ditakutkan membuat mobil pemasok barang enggan masuk ke pasar inpres dan kalau hal tersebut masih berlanjut di takutkan kelangkaan mata barang dan mengakibatkan naik nya harga barang dan jasa.
“Setelah kami melakukan penelusuran kami menemukan indikasi-indikasi pungli, yang dilakukan oleh beberapa organisasi yang seperti premanisme terstruktur, hal ini diperkuat dengan kwitansi ilegal yang kami temukan,” ungkapnya melalui keterangan tertulisnya kepada media ini, Kamis (22/04/21).
“Dengan besaran harga langsung di patok oleh oknum-oknum tersebut mulai dari Rp. 15000, Rp. 20000 sampai Rp. 50000 setiap organisasi, maka hasil penelusuran kami ada 7 organisasi ilegal yg melakukan kutipan tersebut,” lanjut Nanda.
Sebelum sejumlah perusahan pemasok barang ke pasar Inpres mengeluhkan dikarenakan banyaknya kutipan ilegal yang dilakukan sejumlah organisasi ilegal di pasar Inpres, sebelum banyaknya pedagang dan masyarakat mengeluhkan dengan kondisi ini.
Ia berharap, hal tersebut mendapat perhatian secara mendalam dari pihak kepolisian dan dinas terkait sehingga hal semacam itu tidak terjadi lagi apalagi ditengah kondisi bulan suci ramadhan yang proses perekonomian berputar begitu cepat.
“Dalam hal ini kami memberikan waktu seminggu kepada pihak terkait untuk menangani kasus tersebut hingga tuntas,” tegas Nanda. (Murhaban)