Banda Aceh – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Ar-Raniry telah melaksanakan pelantikan kepengurusan Periode 2021-2022 yang berlangsung pada Sabtu (10/04) lalu bertempat di Auditorium Ali Hasyimi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Agenda Pelantikan dengan tema “Larutkan Perbedaan Reaksikan Persamaan Hasilkan Sinergitas Ormawa UIN Ar-Raniry” dihadiri oleh Wakil Rektor III UIN Ar-Raniry, Dr. Saifullah, S.Ag., M.Ag yang mewakili Rektor UIN Ar-Raniry untuk melantik pengurus DEMA UIN yang dinahkodai oleh Ahmad Jaden tersebut.
Pelantikan tersebut, merupakan agenda formal yang menjadi langkah awal dimulainya perjalanan kepengurusan DEMA UIN Ar-Raniry Periode 2021-2022 sebagai wadah advokasi dan aspirasi Mahasiswa/i UIN Ar-Raniry dalam penyelesaian beragam persoalan internal kampus biru.
Terhitung pada sabtu, 29 Mei 2021, kepengurusan DEMA telah menginjak angka 50 hari setelah pelantikan. Apabila kita menelisik pada amanah yang tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (DIRJENPENDIS) tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan dipaparkan bahwa status DEMA ialah sebagai Lembaga non-struktural tingkat yang mengkoordinasikan kegiatan kemahasiswaan tingkat PTKI/Universitas.
“Tatkala kita merujuk pada pedoman umum organisasi kemahasiswaan, maka DEMA merupakan Lembaga non-struktural tingkat Universitas sebagai pelaksana program organisasi kemahasiswaan.
yang juga berfungsi sebagai Lembaga yang mengkoordinasikan dan menginstruksikan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan di tingkat Universitas”, Ujar Demisioner Sekjend SEMA U M.Ryan Andika.
Namun ketika merujuk pada data yang tersaji dilapangan, kepengurusan DEMA UIN Ar-Raniry Periode 2021-2022 seolah tidak paham akan tugas pokok.
“Kepengurusan telah berjalan 50 hari lebih, artinya hampir mencapai dua bulan kepengurusan setelah pelantikan, namun yang muncul adalah sama sekali tidak tampak gagasan DEMA U yang dipimpin oleh Ahmad Jaden sebagai Presma.
Adapun indikatornya meliputi ketidakjelasan Visi-Misi, dan Target yang ingin dicapai, bahkan hingga detik ini belum terlaksananya Upgrading dan Rapat Kerja kepengurusan sebagai tolok ukur jalannya roda organisasi DEMA U yang sistematis untuk membahas program secara matang dan rinci,” Ucap Ryan.
“Poin lainnya adalah minimnya advokasi dan kajian aksi yang dilakukan oleh pihak DEMA U dalam membahas beragam persoalan internal UIN Ar-Raniry, yang dimana diantaranya persoalan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Kuota di tengah Pandemi, Sarana dan Prasarana, Pelayanan Kampus, serta minimnya koordinasi secara Vertikal antara DEMA U dengan Ormawa Fakultas dan Jurusan (SEMA F, DEMA F, dan HMJ/HMP), berikut juga dengan UKK/UKM”, Sambungnya.
Komunikasi secara vertikal dan horizontal secara masif antar lintas ormawa sangat penting dalam menjunjung pengembangan program berkelanjutan di kampus, dan juga turut menghasilkan sisi positif dalam menjaga emosional yang kuat antar sesama.
Sekarang ini, yang tampak hanyalah senyum sumringah menikmati kekuasaan, tertawa ceria merasakan kesejukan dalam Gedung Putih bernama PKM, disokong oleh lengkapnya fasilitas organisasi, yang seharusnya sebagai pendukung program kerja, tapi lebih sering dipergunakan sebagai alat penghibur diri dan bahan canda sesama pengurus inti.
Padahal disatu sisi, mayoritas mahasiswa butuh ruang konsolidasi, berdiskusi serta melakukan kajian aksi, untuk mengusulkan gagasan-gagasan terbaik secara rinci, bagi kampus biru Ar-Raniry, Negeri Serambi dan NKRI.
“Saya berpesan kepada kepengurusan DEMA U Periode ini, terutama Presma UIN Ar Raniry, Ahmad Jaden. Jangan stagnan dalam merancang visi-misi dan program, karena yang muncul di publik adalah ketidaklayakan dalam kepengurusan dan kegagalan sebagai pemimpin.
Buka ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi, advokasi, komunikasi secara massif sebagai Lembaga non-struktural kampus Bersama pihak Rektorat, Dekanan, dan Prodi, munculkan sikap transparan dalam tiap agenda keorganisasian.
terakhir laksanakan program rutin tiap triwulan sekali dengan bentuk wadah dengar pendapat bersama seluruh perwakilan ormawa kampus sebagai ruang konsolidasi bersama.” Tutup Ryan.