Home Archives

Timbunan Proyek Perumahan di Blang Weu Baroh Diduga Bawa Bencana

SHARE |

Lhokseumawe, Mataaceh.com |Muhammad thaib (65) warga Gampong Blang Weu baroh, Kec. Blang Mangat kondisi rumahnya yang selalu dalam keadaan terancam banjir, hingga membuat keluarganya was-was saat datangnya hujan.

tak mampu lagi membendung rasa kesedihannya. yang diduga disebabkan dari tanah timbunan yang akan dibangun perumahan.

Menurut pengamatan pewarta di lapangan, tinggi timbunan tanah tersebut hampir manyamai tinggi rumahnya sehingga rumah thaib terlihat lebih pendek dan mencolok kedalam sehingga saat hujan debit air naik dan tidak dapat mengalir dengan lancar hingga mengepung rumahnya.

“saya sangat sedih melihat keadaan rumah saya sekarang, kami satu keluarga tidak pernah bisa tenang ketika hujan datang semenjak sudah ada timbunan tanah yang mau dibangun perumahan itu,” ungkap thaib dihadapan pewarta.

Kronologisnya, saat banjir ia dan keluarganya terpaksa mengungsi di pemakaman umum tepat didepan rumahnya untuk menyelamatkan harta benda namun terlambat, karena barang-barang seperti lemari dan tempat tidur sudah terlebih dulu tenggelam hingga timbul inisiatifnya untuk membuat balai didalam rumahnya agar saat banjir tiba ia dan keluarganya tidak mengungsi ke balai yang ada di pemakaman.

“pernah saat itu jam 3 malam tiba-tiba air naik hampir Sepinggang, terpaksa kami ngungsi ke balai yang ada di pemakaman dan menyelamatkan barang kami yang terendam namun tidak mungkin kami bertahan disitu jadi saya buat panteu (balai kecil) di dalam rumah agar bisa bertahan”, ungkapnya.

Hal itu juga diakui oleh Marzuki (43) kerabat Muhammad thaib, ia mengaku hal ini sudah di laporkan ke Geuchik Gampong namun belum ada solusi hingga saat ini. hanya mengatakan bahwa ditimbun tanah tersebut merupakan hak dari pemilik tanah sebelumnya.

“sudah kami lapor Geuchik namun tidak ada jawaban, setau saya saat banjir pun ada dibawa nasi bungkus entah inisiatif dari yang punya proyek, tapi setelah itu tidak ada tanggapan apapun hingga sekarang. yang ada dibilang kalau ditimbunnya tanah itu kan hak pemilik tanah.” ucap Marzuki.

Karena kejadian itu, Marzuki dan Muhamad thaib berharap Geuchik serta pihak yang berwajib menemukan solusi atas apa yang menimpa mereka dan pemilik tanah timbunan mau mengganti kerugian yang mereka alami.

Sementara itu, Bachtiar Geuchik Blang weu baroh saat dikonfirmasi pewarta membenarkan hal tersebut, ia menjelaskan bahwa permasalahan tersebut, sudah berlangsung lama, namun ia berjanji akan melakukan rapat dan memanggil pemilik proyek dan warganya itu untuk melakukan musyawarah.

“kejadian ini sudah berlangsung lama namun hingga saat ini belum bisa disimpulkan apa yang harus dilakukan kedepannya mengingat kedua belah pihak belum bertemu secara resmi untuk musyawarah,tapi dalam minggu ini saya akan memanggil yang punya timbunan dan pak Thaib untuk rapat dan musyawarah,” ucap Bachtiar.

Lanjut, tapi pas kejadian dari kecamatan blang mangat juga sudah meninjau lokasi bahkan dari BNPB juga hadir,tapi ya begitulah belum ada solusi hingga saat ini,” paparnya.

Camat Blang Mangat, Ridha Fahmi saat dikonfirmasi pewarta membenarkan hal tersebut,ia mengaku sudah meninjau langsung dan menurunkan alat berat untuk melakukan pengerukan parit di sekitar timbunan.

“Sudah saya tinjau lokasinya dan sudah kami turunkan alat berat untuk melakukan pengerukan parit sekitar timbunan,namun bila saluran belum dibenahi ya pastinya banjir akan tetap terjadi,” ungkap Ridha, (2/22)

Ia mengaku, sudah memberikan bantuan masa panik saat kejadian banjir dan mempertanyakan izin melakukan pembangunan perumahan pada pemilik timbunan.

“Untuk bantuan masa panik sudah kami berikan dan sudah saya tanyakan tentang izin pembangunan pada pemilik proyek dan kp2t namun belum ada mengingat tanah tersebut masi bentuknya lahan, mungkin saat akan dibangunnya perumahan baru diurus”, ucapnya.

Dihari yang sama, pewarta mengkonfirmasi syahrol pemilik timbunan. ia mengaku sudah dipanggil pihak kecamatan dan mencoba membantu melakukan timbunan didepan rumah muhammad thaib dan berinisiatif membantu saat banjir menimpa rumahnya.

“benar saya sudah dipanggil boleh camat, dan ditanyai hal ini, kalau anda perhatikan di depan rumahnya saya ada bantu menimbun tanah supaya lebih tinggi, saat banjir pun saya berinisiatif memberikan bantuan pangan untuk keluarga beliau,” tandasnya.

Ia juga memaparkan bahwa M. Thaib, juga salah satu Anggota Tuha Peut Gampong pernah memintanya untuk membangun saluran di areal timbunan namun harus dengan sistem bagi, ia juga menerangkan bahwa timbunan itu belum selesai.

“itu timbunannya belum selesai,pernah dia minta saya untuk membangun saluran air di areal tanah saya,saya mau,tapi harus dibagi,contoh tanah saya 75 cm tanah orang lain 75 cm, karena disitu dasarnya tidak ada saluran air,” jelasnya.

Lanjut syahrol,”tapi secara garis besar saya jelaskan kalo saya sudah mencoba bantu dengan menimbun bagian depan rumah beliau, tapi kalo untuk kita timbun semua dan kita bangun rumah rumah nya yang baru kan banyak pertimbangan,tapi setidaknya kami sudah berusaha membantu”,tutupnya.

Share :

SHARE |

Leave a Comment

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI UNTUKMU