Bener Meriah, Mataaceh.com | Mahasiswa Universitas Syiah Kuala KKN XXI-11 lakukan edukasi pengolahan jeruk busuk menjadi pupuk organik sebagai upaya peningkatan green economy di wilayah Desa Blang Rakal, Kec. Pintu Rime Gayo, Kab. Bener Meriah, pada Senin, (11/07/2022)
Edukasi pengolahan jeruk busuk menjadi pupuk ini dilakukan guna mengurangi sampah organik yang dihasilkan dari kebun jeruk. Selain itu, pengolahan ini juga dapat memanfaatkan bahan alami untuk dijadikan pupuk dan mengurangi pengeluaran modal untuk membeli pupuk berbahan kimia.
“Sangat disayangkan jika jeruk busuk ini hanya dibuang gitu aja dan menjadi sampah, ada baiknya diolah jadi pupuk dan memang akan berpengaruh ke kualitas tanah juga. Kalau pakai pupuk kimia kan itu ada efek sampingnya ke kualitas tanahnya, tumbuhnya,” tutur Riski Maulana salah satu anggota kelompok KKN XXI-11 USK.
Desa Blang Rakal sendiri memiliki banyak lahan kebun jeruk dengan potensi produksi yang sangat besar, salah satunya di Dusun Jalung I memiliki luas 3 hektar kebun jeruk yang aktif untuk dipanen setiap 2 sampai 3 bulan sekali.
Deri, salah satu pengelola kebun jeruk mengatakan bahwa sebelumnya buah jeruk yang busuk tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang secara percuma.
“Normalnya setiap panen itu sampai 300 kg dan biasa yang busuk kira-kira 20 kg tapi kalo lagi bagus pertumbuhannya, ga terlalu banyak yang busuk. Ya biasanya, yang busuk itu kami buang,” ungkap Deri.
Pupuk organik ini diolah dengan berbahan dasar jeruk busuk, kotoran hewan, dan tanah. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan bahan-bahan sederhana ini maka para petani dapat lebih menghemat biaya pembelian pupuk dan meminimalisir sampah. Pupuk ini dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman dan memperbaiki struktur tanah tempat tanaman tersebut tumbuh.
Dengan adanya implementasi terhadap pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk diharapkan dapat menunjang upaya peningkatan green economy di Desa Blang Rakal untuk ke depannya.
82