Mataaceh.com. Simelue| Puluhan warga Desa Latiung dan Desa Pasir Tinggi Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue, Aceh, mendatangi lahan yang diklaim milik PT. Raja Marga yang selama ini dianggap illegal oleh masyarakat setempat.
Puluhan warga dua Desa ini meminta alat berat milik PT. Raja Marga dan sejumlah aktivitas dilahan tersebut dihentikan.
Menurut warga, mereka mendukung program pangan presiden Prabowo. Namun, bukan dilahan tersebut yang belum jelas statusnya.
“Kami mendukung program Pemerintah. Kalau perlu setiap tahun program itu masuk ke Desa Kami. Tapi bukan di areal ini, karena areal ini bermasalah. Inilah harapan anak cucu kami ke depan di Desa Latiung. Kalau mau lahan, ada lahan lain yang kami siapkan,” Ujar warga Latiung dan Pasir Tinggi. Minggu, (12/01/2025).
Apalagi kata mereka, di lokasi sudah ditemukan bibit sawit yang hendak ditanam. “Ini nanam katanya nanam jagung. Tapi ada bibit sawit yang siap tanam di lokasi. Untuk itu kami menolak,”kata mereka.
Warga dua Desa ini juga meminta kepada Fuadil dan Joko yang sebelumnya bertugas sebagai Babinsa di Pasir Tinggi agar mengembalikan 81 sertifikat tanah mereka yang belum dikembalikan.
“Di areal ini tidak ada jual beli. Kata pak Fadil dulu sertifikat kami hanya perbaikan. Tolong dikembalikan,”kata puluhan Warga Desa Latiung dan Pasir Tinggi.
Anggota DPRK Simeulue saat dikonfirmasi Gumpalan Johan Jallah mengatakan terkait aktivitas PT. Raja Marga di Kabupaten Simeulue harus sesuai dengan hasil Pansus DPRK Simeulue sebelumnya.
“Harus jelas dulu bagaimana status hukum PT. Raja Marga tentang perambahan hutan yang dilakukan oleh PT. Raja Marga,” Kata Johan Jallah.
Menurutnya, akal-akalan PT. Raja Marga saja soal program ketahanan pangan di lokasi yang ditolak warga Latiung dan Pasir Tinggi, untuk menutupi kesalahan mereka saat merambah hutan di Simeulue secara ilegal.
“Kalau pun ada program – program untuk ketahanan pangan menanam jagung itu hanya sebuah rekayasa. Muahan mawi lengmo menurut Johan Jallah itu rekayasa. Hanya menutupi kesalahannya merambah hutan. Program ketahanan pangan itu baru kemarin. Sementara mereka merambah hutan udah beberapa tahun,”kata Johan Jallah.
0
