Puisi |Di Bangku dulu, aku pandang papan itu Ku cerna, dan ku serap teori
Usai, dan keluar pintu
Aku paham tentang ilmu…
Saat aku diatas kerak bumi,
Aku pijak kaki ku disini
Ku ingin kata, aku paham tentang konstitusi…
Kata hukum, tak ada yang absolute
Kata Pakar, semua gerak terbatasi,
Aku paham, semua lini hidup ada aturan tersendiri.
Didalam negeri ini,
Kaki ku masih disini,
Aku pahami, bicara hati
Mesti teratur dan berkonstitusi…
Dibawah pemerintahan yang sah,
Aku ingin ucap pada pemerintah
Satu penduduknya ku lihat,
Ada raut keindahan merekat…
Aku keliling tempat,
Pergi kesana kesini,
Bahkan sampai detik ini.
Wajahnya telah final,
Tak kutemui ditempat lain,
Tiada yang menandingi…
Duhai Dewi pemilik keadilan,
Aku sampaikan pada siapa lagi?
Aturan hukum dan konstitusi,
Apa mengatur tentang cinta dihati?.
Dewi, Telisik lah hati ku,
Lihat didalam qalbu
Ada nama dibalik rindu…
Aku paham aturan,
Antara hak dan kewajiban…
Namun aku berhak mencintai?
Adakah kewajiban membalaskan?.
Aku ingin berdamai di alam ini,
Mungkin soal hatipun harus berdemokrasi
Biarkan ia lepas menentukan,
Pada siapa hak pilih di gunakan…
Aku sudah tidak peduli katamu,
Aku tak memaksakan kehendak ku,
Dan asal kau tahu,
Aku punya hak menyimpan nama itu,
Amanah dan perintah didalam hatiku…
Aku tau hidup ini perjuangan,
Namun tak pernah ku dengar hidup ini paksaan..
Aku yang tahu aturan,
Tak mungkin soal pilihannya ku paksakan,
Sedang aku cinta kebebasan…
Duhai wanita terkasih didalam negri ini, Entah dimana posisi mu nanti,
Berapa jauh jarak kita berdua,
Dan harus kau pahami,
Aku mencintaimu hingga nanti,
Meski ku harus junjung tinggi konstitusi…
Oleh : Teuku Muji Al-furqan SH
Antara Perlawanan Dan Kasih.