Lhokseumawe| Warga Pusong Lhokseumawe yang mencari nafkah dengan memanfaatkan potensi waduk Pusong membuat surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Surat tersebut di ikat pada lokasi warung Azizah yang di bakar dengan bom molotov beberapa hari yang lalu. Surat terbuka tersebut mengirim pesan permintaan keamanan dan kenyamanan warga dalam mencari nafkah karena selama ini mereka merasa selalu di teror oleh Pj Walikota Lhokseumawe yang akan membongkar paksa tempat warga mencari nafkah.
“Dulu kami merasa nyaman berjualan di sekitar Waduk ini, orang orang banyak datang dan membeli jajan di warung kami sambil menikmati suasana di waduk ini, namun semenjak masuk Pj Walikota, Imran, kami merasa diteror dengan kebijakannya yang akan menggusur tempat kami mencari nafkah “, kata Azizah.
Teror Bom Molotov beberapa waktu lalu di Waduk Pusong membuat warga semakin tertekan, apalagi teror dengan Bom Molotov ini bisa mengancam keselamatan jiwa, pasca kejadian pelemparan Bom Molotov tersebut ada warga yang sebelumnya menjadikan warungnya juga sebagai tempat tinggal sekarang harus berhutang untuk menyewa rumah, mereka khawatir jika sewaktu waktu para teroris tersebut datang melempar Bom ke tempat tinggal mereka. Atas keresahan tersebut pada pedagang membuat surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo agar aman dan nyaman mencari nafkah di waduk Pusong.
“Ada tetangga saya, beliau janda, selama ini tinggal di warung bersama anaknya, tapi pasca serangan teroris dengan Bom Molotov beliau ketakutan dan harus berhutang untuk menyewa rumah, karena teror demi teror kamu alami, makanya kami bersepakat untuk membuat surat terbuka kepada Presiden Jokowi agar bisa tenang mencari nafkah disini” terang YF salah satu pedagang sekitar Waduk.
Ketua YARA Safaruddin yang hadir pada saat pemasangan surat terbuka tersebut menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Lhokseumawe harus membaca dokumen lingkungan Waduk Pusong agar bisa paham tentang keberadaan Waduk itu, dan mengingatkan Pj Walikota agar tidak arogan dengan masyarakat Lhokseumawe, harusnya Pj itu bisa berdiskusi dengan warga seperti yang dilakukan Presiden Jokowi saat menjabat Walikota Solo dulu, dan jangan merasa derajatnya lebih tinggi dari warga pedagang maupun petani keramba sehingga enggan bertemu langsung menyerap aspirasi masyarakat
“Saya sarankan Pemko Lhokseumawe baca dan pelajari dulu dokumen lingkungan Waduk Pusong, lihat fungsi dan tujuannya waduk tersebut, Pemerintah Daerah itu tidak boleh arogan, Pejabat itu melayani masyarakat, jangan sampai merasa derajatnya lebih tinggi dari pedagang dan petani keramba di Wadung Pusong, belajarlah dari Pak Jokowi ketika beliau jadi Walikota Solo dulu, selalu berdiskusi dengan masyarakat ketika akan membuat kebijakan”, kata Safar yang didampingi Kepala Perwakilan YARA Kota Lhokseumawe, Ibnu Sina.
Bunyi surat terbuka tersebut:
*SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN JOKO WIDODO
KAMI WARGA LHOKSEUMAWE, PENCARI NAFKAH DISEKITAR WADUK PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE MOHON PERLINDUNGAN DARI PRESIDEN ATAS TEROR YANG KAMI RASAKAN SAAT INI, YAITU:
- TEROR DARI Pj WALIKOTA LHOKSEUMAWE YANG BERHASRAT MEMBONGKAR TEMPAT KAMI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA KAMI,
- TEROR DARI TERORIS YANG TELAH MEMBAKAR USAHA KAMI DENGAN BOM MOLOTOV.
KAMI INGIN HIDUP DAMAI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA, TOLONG KAMI PAK PRESIDEN
TERTANDA
WARGA PENCARI NAFKAH DI WADUK PUSONG*